Senin, 21 Mei 2012

Pentingnya Keseimbangan Dunia Akhirat Dalam Perencanaan Hidup Kita

Jika kita menyempatkan diri pergi ke toko buku, cobalah anda melihat deretan buku apa yang paling laris diantara buku motivasi, pastilah hanya sekitar manajemen keuangan, bagaimana cepat menjadi kaya, bagaimana sukses menjadi pengusaha, bagaimana investasi uang yang aman, bagaimana membangun karis yang cemerlang dan sejenisnya. Atau jika kita agak menurunkan peringkat kelarisan buku motivasi, yang akan kita temukan adalah buku bertema membangun keluarga bahagia, merencakan masa depan setelah pensiun dan sebagainya. Buku2 tersebut sangat laris dan memang sangat berguna bagi kita –terutama saya – walaupun jika kita cermati semuanya berpangkal pada perencanaan hidup kita dilihat dari ke-duniawi-an. Yang kadang saya bingung-kan adalah apakah tidak ada buku yang membahas tentang perencanaan kita masalah akhirat, tentu buku2 itu ada tetapi tidak diberi tema atau judul khusus untuk itu. Pembahasan tentang spiritual biasanya terpisah dari buku yang membahas masalah perencanaan duniawi.

Tidak ketinggalan, sayapun sudah merencanakan kehidupan saya walaupun tidak secara detail.
seperti :
- Target mempunyai bisnis sendiri di akhir tahun ini (Tahun 2012)
- Target ingin kuliyah (tahun 2012)
- Target ingin Menikah di usia 23(sekarang masih 22 di Tahun 2012)
- dst

Semua planning dikepala saya tidaklah detail dan semuanya pastilah tentang masa depan saya. Ya…masa depan..suatu masa yang saya bayangkan akan saya hadapi nantinya. Tetapi tidak pernah sedikitpun saya merencanakan ”masa yang jauh di-depan” yaitu kehidupan setelah kita mati. Hingga suatu saat (bulan lalu tepatnya) saya dapat pelajaran yang sangat baik dari teman saya, tetang bagaimana merencakan hidup secara seimbang antara kebahagiaan dunia dan akhirat. Dia hanya memberitahukan 4 hal pokok sebagai dasar perencanaan kita untuk mendapatkan kebahagiaan dunia-akhirat, seperti yang selalu kita idam2kan dan do’akan setiap saat –melalui doa sapu jagad rabbana atina fiddunya hasanatan wafilakhirati hasanatan waqina adzabannar –. Empat hal yang menjadi garis besar perencanaan tersebut.
1. Spriritual Quality
2. Bussiness/carrier
3. Social life style
4. Family.
 
Spiritual Quality
Spiritual quality ini ditempatkan pada urutan pertama mengingat pentingnya hal ini. Dalam QS Al Mu’min ayat 39 disebutkan ”Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” Dan juga QS Asy Syuura ayat 20 “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak menempatkan item rencana ini pada urutan teratas.

Dari judulnya pastilah kita sudah dapat meraba item rencana ini. Contoh dari teman saya tentang perencanaan spiritual quality ini sangat membuat saya kagum, dia mencontohkan secara simpel dan aplikatif.
Rencana Jangka Panjang :
- Bisa membaca Al Qur’an dengan benar (tajwid dan tahsin) pada
- Bisa menghafal Juz 30
- Membaca Al Qur’an beserta artinya 1 juz setiap hari
- Rutin puasa senin-kamis di tahun 2009
- Hafal 42 hadist Arba’in lengkap bahasa arab dan arthnya, dst.

Rencana jangka Pendek :
- Berjama’ah sholat subuh di Masjid setiap hari
- Rutin membaca Al Qur’an 3 halaman setiap hari
- Rutin melaksanakan sholat rawatib
- Sholat dhuha seminggu 2 kali
- Sholat tahajud seminggu 2 kali, dst

Contoh perencanaan ini sangat gampang dan pastilah bisa disusun dengan mudah sesuai dengan kemampuan kita. Planning ini menyangkut masa depan yang pasti akan kita hadapi tetapi sering terabaikan yaitu masa setelah kita mati, masa dimana kita akan kekal dalam kehidupan.

Bisnis dan Karier
Untuk planning yang ini tentunya sudah sangat familiar dan kita semua tentu sudah mempunyai perencanaan yang baik, untuk itu hal ini tidak saya jelaskan panjang lebar.


Family
Saat teman saya menjelaskan tentang item ini, saya sempat bingung karena setahu saya dan pada umumnya planning tentang family ini hanyalah seputar masalah target menikah, jumlah anak atau menyekolahkan anak dan kesemuanya adalah planning yang jangka panjang dan umum diketahui.

Seperti :
- anak harus bersekolah di SDN Teladan
- anak kita harus masuk SMU Teladan
- anak kita harus jadi dokter, dst.

Akan tetapi teman saya tersebut menjelaskan planning ”family” secara berbeda, jika biasanya kita merencanakan sesuatu tentang keluarga kita itu menyangkut harta, sekolah, piknik, refreshing, dst maka sudah saatnya kita merencakan pada keluarga kita tentang sesuatu yang berhubungan dengan spritual.
 Contohnya :
- Anak harus lulus Iqra’ sebelum kelas 3 SD
- Anak diajak sholat jamaah di masjid seminggu 2 kali (sabtu dan minggu saat sholat maghrib)
- Anak diajak jamaah sholat subuh saat SD kelas 2, dst

Anak adalah amanat Allah kepada kita, saya pernah membaca buku yang menyebutk`n bahwa mendidik anak itu ibarat kita menggendong sekarung emas yang baru bisa kita buka saat sampai di rumah (akhirat). Saya yakin, seandainya anda diberikan sekarung emas dan harus digendong sampai dirumah, maka anda akan melakukan segalanya untuk menjaganya dari berbagai gangguan. Walaupun melewati gurun gersang sekalipun anda tidak akan beristirahat karena takut akan adanya penyamun, juga tidak akan tidur walau sekejap pun karena takut dicuri orang. Jika kita tahu bagaimana bernilainya anak kita (tentunya melebihi sekarung emas), kita tentu menjaganya dari berbagai pengaruh buruk.

Mendidik dan mengajari anak tidak semudah mengajari orang lain, saat anak kita membuat kesal hati, kita tidak mungkin memaki-makinya karena kita justru mengajarinya cara memaki. Juga saat anak kita rewel, kita tidak mungkin mengacuhkannya karena mereka darah daging kita. Kelakuan anak kita tergantung cara mendidik kita sebagai orang tua.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra, ia berkata:Rasulullah SAW bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?

Contoh rencana untuk Family lainnya (Rencana Jangka Pendek)
- Mengajak anak jamaah sholat maghrib di masjid setiap hari
- Mengajarkan anak Iqro’ selepas sholat maghrib seminggu dua kali

Sedangkan rencana jangka panjangnya adalah
- Anak bisa lancar membaca Al qur’an (Kelas 1 SD)
- Anak bisa hafal Juz 30 (Kelas 3 SD)
- Anak rutin sholat 5 waktu (Kelas 1 SD)
- Dan seterusnya.

Social Life style

Sebagaimana kita tahu bahwa manusia juga makhluk sosial dan kitapun dituntut untuk bermuamalah. Kita mempunyai tanggung jawab sosial dan itupun dianggap ibadah jika diniatkan dengan benar. Contoh teman saya mengenai planning dalam hal social life style ini adalah
- Mendirikan yayasan yatim piatu — kalau ini terlalu idealis, bolehlah ambil contoh berikutnya
- Menyisihkan uang Rp. 10.000 untuk kotak infaq masjid setiap Jum’at.
- Mengajari anak2 tetangga membaca Al Qur’an
- Mengunjungi tetangga yang sakit (planning ini jangan dianggap sepele lho..banyak orang mengabaikannya), dan planing kecil lainnya tentang social life style kita.

Yah..diakhir tulisan ini saya ingin menegaskan pentingnya keseimbangan dunia akhirat dalam perencanaan hidup kita. Dan contoh dari teman saya diatas sangatlah aplikatif dan simple, sayapun belum melakukan sepenuhnya, tapi tidak ada salahnya saya sharing kepada teman2.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates